Jakarta, Kompassindonesianews.com
Lurah Kedoya Selatan, Kecamatan Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Aryan Syafari dinilai tak layak menjadi lurah. Selain mengabaikan tugasnya sebagai pelayan masyarakat, karena sering mempersulit masyarakat yang mengurus surat menyurat, dia juga jarang berada dikantor. “Gak tahu kemana aja lurah, jarang ada dikantor,” kata H. Dali tokoh masyarakat Kedoya Selatan.
“Saya dan semua pengurus RW di Kelurahan Kedoya Selatan meminta Walikota Jakarta Barat untuk segera melakukan evaluasi terhadap kinerja lurah. Urusan surat menyurat warga dipersulit oleh lurah. Saya pernah mengurus surat PM 1 untuk kematian kakak, tapi lurah tidak mau tanda tangan. Padahal persyaratan sudah lengkap. Ada saja alasan lurah untuk tidak mau tanda tangan,” kata H. Dali yang juga pernah menjadi Ketua RW 04 Kelurahan Kedoya Selatan ini.
Lurah, kata H. Dali, juga pernah menolak untuk tanda tangan permohonan Korlap PTSL. Sementara pihak BPN sudah tanda tangan.
“Ketua RW 01 juga pernah ditolak oleh lurah saat mengurus PM 1 untuk balik nama PBB. Ada juga RW yang dipersulit mengurus surat keterangan waris. Gak benar kan lurah kalau sering mempersulit warga. Lurah juga sering tidak ada dikantor. Gak tahu mampir kemana dia,” ujar H. Dali.
Seperti diketahui berdasarkan surat yang diterima redaksi, semua Ketua RW dan juga perwakilan RT yang ada di Kelurahan Kedoya Selatan, beberapa waktu lalu telah mengirim surat kepada Walikota Jakarta Barat, untuk mengganti Rama Fitra Makmur sebagai Kepala Seksi Pemerintahan Kelurahan Kedoya Selatan. Alasannya karena Rama menghambat pelayanan publik dan sering tak berada dikantor.
H. Dali menyatakan, Kasi Pemerintahan yang menghambat pelayanan warga dan jarang berada dikantor, tak lepas dari lemahnya kepemimpinan lurah. “Lurah tidak tegas terhadap bawahannya. Saya pernah meminta lurah untuk mengevaluasi kinerja Kasi Pemerintahan, tapi gak pernah ditanggapi sampai sekarang,” paparnya.
Apabila permintaan Ketua RW dan perwakilan RT, kata H. Dali, tidak.ditanggapi oleh Walikota, kami akan tindaklanjut ke Sekda dan Inspektorat dan Gubernur.
Sementara itu, Kholis (45) warga RW 01 Kedoya Selatan, membenarkan kalau lurah sering tidak ada dikantor. “Saya sering datang untuk bertemu lurah, tapi tidak pernah ada dikantor. Gak tahu tuh lurah, dimana ngantornya,” kata warga yang tinggal dikomplek Departemen agama ini.
Sedangkan anggota Komisi A DPRD DKI Jakarta, Drs. Nasrullah, ME menanggapi adanya pelayanan warga yang terrhambat dikelurahan Kedoya Selatan menyatakan seharusnya pelayanan warga diutamakan. “Pelayanan masyarakat harus diutamakan jangan sampai dihambat. Lain halnya kalau menyangkut persoalan tanah, memang lurah harus hati – hati,” kata anggota Fraksi Partai Keadilan Sejahtera saat ditemui di Kebon Jeruk, Selasa (26/12) kemarin.
Nasrullah memang mendengar kalau lurah Kedoya Selatan jarang ada dikantor. “Saya dapat info kalau lurah jarang ada dikantor. Infonya lurah sering berada dirumah salahsatu ketua RW. Dia sering ada dirumah ketua RW itu,” kata Nasrullah tanpa menjelaskan siapa Ketua RW dimaksud.
Sampai berita ini ditayangkan, Lurah Kedoya Selatan, Aryan Syafari belum bisa dikonfirmasi.
(Dedy Budiman/Yutis)