Jakarta – kompassindonesianews.com – Presiden Prabowo Subianto tiba di Tanah Air usai merampungkan rangkaian lawatan luar negerinya ke empat negara mitra strategis yakni Jepang, Amerika Serikat, Kanada, dan Belanda. Pesawat Garuda Indonesia-1 yang membawa Presiden beserta rombongan tiba di Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta, pada Sabtu, 27 September 2025, pukul 15.30 WIB.
Ketibaan Presiden Prabowo di Indonesia disambut oleh Wakil Presiden Gibran Rakabuming, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia, Menteri Pemuda dan Olahraga Erick Thohir, Wakil Menteri Komunikasi dan Digital Angga Raka Prabowo, Kepala BIN Muhammad Herindra, Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto, dan Wakapolri Komjen Dedi Prasetyo.
Rangkaian lawatan ini menjadi momentum penting dalam memperkuat kerja sama Indonesia di bidang diplomasi, ekonomi, pertahanan, dan hubungan antarbangsa. Presiden Prabowo, dalam keterangannya, menyampaikan bahwa rangkaian lawatan luar negeri yang baru saja dituntaskan berlangsung produktif, serta membawa sejumlah capaian penting bagi Indonesia.
“Alhamdulillah perjalanan cukup lama. Tapi saya kira bermanfaat, produktif. Kita dapat sambutan yang baik di mana-mana. Dan alhamdulillah pertemuan-pertemuan di PBB sangat produktif,” ujar Presiden.
Di New York, Amerika Serikat, Presiden menyampaikan pandangan Indonesia dalam Sidang Majelis Umum ke-80 Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Menurutnya, sambutan positif dari berbagai pemimpin dunia membuka peluang tercapainya langkah konkret untuk isu-isu global, khususnya konflik di Palestina.
“Mudah-mudahan ada terobosan dalam beberapa hari ini. Ya kita berdoa. Saya lihat ada itikad baik dari banyak pihak. Kita segera butuh gencatan senjata untuk rakyat Gaza dan penyelesaian yang substantif. Jadi saya kira alhamdulillah kunjungan saya bawa manfaat,” katanya.
Dalam kunjungan ke Kanada, Presiden Prabowo menyaksikan penandatanganan Indonesia-Canada Comprehensive Economic Partnership Agreement (ICA-CEPA), sebuah kesepakatan perdagangan bebas yang telah lama dinegosiasikan. “Ini terobosan juga. Kita sudah dengan Eropa, dengan Eropa 10 tahun, dengan Kanada juga berapa tahun. Terobosan,” jelas Presiden.
Sementara di Belanda, Presiden diterima oleh Raja Willem-Alexander dan Ratu Máxima di Istana Huis ten Bosch, Den Haag. Presiden mengungkapkan apresiasinya atas langkah Belanda yang mengembalikan 30 ribu artefak bersejarah kepada Indonesia.
“Saya kira itikad baik dari Belanda ingin memelihara hubungan baik dengan kita. Kemudian Ratu juga seorang, ternyata seorang ahli keuangan dan akan ke sini tanggal 25 November untuk diskusi sama ahli-ahli keuangan kita. Bagaimana untuk membantu keuangan rakyat yang belum mahir, belum pandai soal keuangan akan dibantu oleh PBB,” jelasnya.
Pada kesempatan tersebut, Presiden turut menuturkan bahwa sejumlah pimpinan negara menghubunginya secara langsung untuk mengapresiasi sikap Indonesia terhadap isu global yang disampaikan dalam pidatonya. “Ya, beberapa Kepala Negara nelpon saya. Ada yang datang juga ke saya. Mereka terkesan oleh sikap Indonesia yang benar-benar ingin mencari titik tengah, kita ingin mencari penyelesaian yang substantif. Saya kira itu,” tandasnya.
(Dedi.ms)
Sekretariat Presiden