https://kompassindonesianews.com/wp-content/uploads/2025/08/WhatsApp-Image-2025-08-14-at-13.38.09.jpeg

Halaqoh Ilmiah di Masjid An-Nur, PMB Batam Kota Tekankan Pentingnya Disiplin Muballigh

https://kompassindonesianews.com/wp-content/uploads/2025/08/WhatsApp-Image-2025-08-14-at-13.38.09.jpeg

kompasindonesianews.comBatamHalaqoh Ilmiah Persatuan Muballigh Batam (PMB) Kecamatan Batam Kota kembali digelar di halaman Masjid An-Nur Villa Pesona Asri, Senin malam, 29 September 2025. Acara yang dihadiri lebih dari 80 muballigh ini berlangsung hangat sekaligus penuh makna, karena tidak hanya membahas silaturahmi, tetapi juga menekankan evaluasi penting bagi para muballigh dalam menjaga komitmen dakwah.

Suasana keakraban sudah tercipta sejak awal. Panitia menyiapkan santapan malam untuk jamaah, dengan kerja keras sejak pagi hari. Ustadz Bagus Mulyadi bahkan terjun langsung ke pasar Nagoya untuk memastikan kebutuhan konsumsi terpenuhi. Setelah makan malam, para muballigh bercengkerama sambil menikmati teh dan kopi, memperkuat rasa persaudaraan sebelum forum dimulai.

Acara resmi diawali dengan tilawah Al-Qur’an oleh Kyai Munhamir, Lc., muballigh asal Cilacap, yang menampilkan lantunan ayat suci dengan langgam khas daerah. Kehadiran Kyai Munhamir memberikan nuansa berbeda dan membuat suasana halaqoh semakin khusyuk.

Dalam forum inti, Kuat Hasanuddin memandu jalannya acara, diikuti dengan arahan dari Kyai Dr. Asmaldi serta Sekretaris PMB Batam Kota, Kyai Robi Kurniawmemilik, yang menegaskan pentingnya halaqoh sebagai media musyawarah. Salah satu bahasan utama adalah penjadwalan muballigh di 94 masjid binaan PMB.

Beberapa masjid, termasuk Masjid Baitul Adzim, menyampaikan harapan agar penjadwalan dilakukan lebih teratur, dengan sistem selang-seling antara muballigh PMB dan muballigh lokal. Persoalan lain yang menjadi sorotan adalah muballigh yang sudah menyatakan siap hadir, namun pada akhirnya tidak datang ke masjid yang dijadwalkan.

“Masalah seperti ini harus jadi perhatian. Muballigh yang sudah menerima jadwal tapi tidak hadir, perlu melakukan koreksi diri. Dakwah bukan hanya soal retorika, tapi juga soal amanah dan ketepatan janji,” tegas salah seorang peserta.

Pesan serupa juga disampaikan oleh Ustadz Abu Naim, S.Sos. Ia menekankan agar muballigh tidak hanya hadir di forum atau kegiatan tertentu saja, melainkan konsisten mengikuti halaqoh.
“Halaqoh ini membawa nilai positif bagi kita semua. Jangan sampai hanya hadir ketika ada kepentingan atau suasana tertentu. Nilai positif dari halaqoh hanya bisa dirasakan jika kita istiqamah menghadirinya,” ujarnya.

Untuk memperkuat manajemen, Kyai Robi mengusulkan forum besar yang mempertemukan pengurus masjid dengan muballigh, agar tercapai kesepahaman bersama mengenai sistem penjadwalan yang lebih baik.

Acara ditutup dengan foto bersama di depan spanduk kegiatan sebagai bentuk dokumentasi dan kebersamaan. Panitia juga merencanakan pembuatan kalender tahunan organisasi yang memuat kegiatan dan profil muballigh sebagai bentuk apresiasi.

Halaqoh kali ini menjadi pengingat bahwa muballigh bukan hanya dinilai dari isi ceramahnya, tetapi juga dari komitmen hadir, disiplin waktu, dan kesungguhan mengemban amanah dakwah. (Nursalim Turatea).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *