https://kompassindonesianews.com/wp-content/uploads/2025/08/WhatsApp-Image-2025-08-14-at-13.38.09.jpeg

Sekolah Tunas Cendekia dan LAZ Batam Jalin Kolaborasi untuk Qurban Wilayah 3T: Menembus Batas, Menebar Berkah

https://kompassindonesianews.com/wp-content/uploads/2025/08/WhatsApp-Image-2025-08-14-at-13.38.09.jpeg

Batamkompasindonesia.newscom – Momentum Hari Raya Iduladha 1446 H/2025 M menjadi tonggak bermakna bagi Sekolah Tunas Cendekia. Tahun ini, semangat berbagi tidak hanya dilakukan di lingkungan internal sekolah, tetapi juga menjangkau wilayah-wilayah yang selama ini berada di pinggiran pembangunan. Lewat kemitraan strategis dengan Lembaga Amil Zakat (LAZ) Batam, Sekolah Tunas Cendekia berhasil menyalurkan daging qurban ke daerah-daerah 3T: tertinggal, terluar, dan terdepan, khususnya ke Pulau Caros yang selama ini aksesnya cukup terbatas.

Ketua Panitia Qurban Sekolah Tunas Cendekia, Ustadz Roni Fadilah, menjelaskan bahwa hewan qurban tahun ini berasal dari partisipasi seluruh unsur keluarga besar sekolah, mulai dari pihak yayasan, guru, hingga para wali murid dari unit TK, SD, hingga SMP. Ia menegaskan bahwa ibadah qurban bukan sekadar penyembelihan hewan, tetapi wujud ketulusan hati untuk berbagi kepada sesama. Oleh karena itu, bermitra dengan LAZ Batam menjadi langkah strategis untuk memperluas jangkauan manfaat dari ibadah mulia ini.

“Melalui kolaborasi ini, kami berharap daging qurban tidak hanya dinikmati oleh warga sekitar sekolah, tetapi bisa menjangkau saudara-saudara kita di pelosok kepulauan yang selama ini sulit terjangkau. Kami ingin anak-anak di pulau pun merasakan kebahagiaan yang sama dalam perayaan Iduladha,” ujar Ustadz Roni.

Kemitraan ini mendapat apresiasi tinggi dari pihak LAZ Batam. Darwis, selaku sekretaris LAZ Batam, menuturkan bahwa pihaknya menyambut baik inisiatif Sekolah Tunas Cendekia yang tidak hanya berorientasi pada internal sekolah, tetapi juga berpikir jauh ke depan dalam konteks kemanusiaan dan pembangunan sosial. Ia menjelaskan bahwa untuk mempermudah distribusi dan menjaga kualitas daging qurban, pihaknya terlebih dahulu mengolah daging tersebut menjadi rendang sebelum dikirim ke pulau-pulau tujuan.

Pengolahan ini dilakukan tidak hanya untuk alasan praktis, tetapi juga karena faktor geografis. Masyarakat di daerah terluar seperti Pulau Caros, kata Darwis, kesulitan untuk mendapatkan bahan bumbu serta alat pengolahan jika daging diberikan dalam bentuk mentah. Harga bumbu di pulau bahkan bisa melampaui harga daging itu sendiri, sementara akses transportasi ke kota utama memerlukan waktu dan biaya tidak sedikit.

“Oleh karena itu, daging qurban yang kami terima dari Sekolah Tunas Cendekia kami olah terlebih dahulu menjadi rendang. Selain lebih awet dan bergizi, rendang adalah solusi terbaik agar masyarakat bisa langsung menikmati daging qurban tanpa beban tambahan,” ujarnya.

Pulau Caros menjadi salah satu titik distribusi utama tahun ini. Pulau ini adalah representasi nyata dari wilayah-wilayah terluar yang jarang tersentuh oleh layanan sosial secara rutin. Kehadiran paket rendang qurban dari daratan Batam menjadi kebahagiaan tersendiri bagi anak-anak dan masyarakat di sana. Selain menjadi sumber gizi, rendang qurban juga menjadi bentuk perhatian dan cinta dari saudara-saudara mereka di kota.

Program “Sebar Hewan Qurban untuk Wilayah 3T” bukan hanya tentang logistik atau distribusi, tetapi tentang empati dan kepedulian sosial. Sekolah Tunas Cendekia, melalui kerja samanya dengan LAZ Batam, telah menunjukkan bahwa pendidikan tidak hanya tentang kurikulum dan ujian, tetapi juga tentang nilai-nilai kemanusiaan yang ditanamkan dan dipraktikkan dalam kehidupan nyata.

Ucapan terima kasih disampaikan kepada seluruh pequrban dan mitra yang telah mendukung program ini. Mereka adalah pahlawan sunyi yang menjadikan Hari Raya Qurban tidak hanya bermakna simbolik, tetapi benar-benar menyentuh sisi kemanusiaan dan menebar berkah hingga ke ujung negeri.

Semoga kolaborasi ini menjadi langkah awal dari gerakan kebaikan yang lebih besar, dan semoga keberkahan qurban terus menjalar ke hati-hati yang selama ini menanti perhatian. Karena sejatinya, berbagi itu tidak hanya untuk memberi, tetapi juga untuk menyatukan.

Tim/Red

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *