Batam– kompasindonesianews.com – Laut biru dan pasir putih Pantai Melur menjadi saksi bisu gerakan kemanusiaan yang melintasi batas geografis dan menyatukan hati dalam semangat Idul Adha. Pada 7 dan 8 Juni 2025, Yayasan An-Nur Melur menggelar penyembelihan dan distribusi hewan qurban dalam skala besar, melibatkan jejaring kebaikan dari Batam hingga Singapura.
Sebanyak 232 ekor kambing dan 32 sapi disembelih dan didistribusikan kepada 620 keluarga di wilayah Galang dan sekitarnya. Masing-masing keluarga menerima tiga kilogram daging qurban, menandai hadirnya solidaritas dan cinta kasih dalam bingkai pengabdian sosial dan spiritual.
Inisiatif ini menjadi nyata berkat dukungan tokoh-tokoh dermawan asal Singapura, Bapak Mohamad Akbar dari MD Akbar Goat Farm dan Bapak Ridza, yang tidak hanya menyumbangkan hewan qurban, tetapi juga turun langsung mengoordinasikan pelaksanaan kegiatan. Peran mereka memperkuat jalinan ukhuwah Islamiyah antarnegara, menunjukkan bahwa kebaikan tak memiliki batas bendera.
Yayasan An-Nur Melur, penggerak utama kegiatan ini, selama ini dikenal sebagai lembaga yang menaungi anak-anak yatim dan dhuafa serta mengelola pondok tahfiz secara cuma-cuma. Dengan fasilitas lengkap seperti asrama putra-putri, masjid, mushola, dan kurikulum pendidikan berbasis Al-Qur’an, yayasan ini menjadi rumah pengasuhan spiritual dan moral bagi 20 santri mukim yang dibina secara intensif tanpa pungutan biaya.
Kepemimpinan Achmad Nursyamsi sejak 2024 membawa semangat pembaruan dan keterbukaan. Bersama para pengurus lainnya seperti Ibu Dewi Koriati, Bapak Jumala, SH., M.Kn., Kyai Mamun Murod, Bapak Barnas, dan Bapak Taufik Hidayat, yayasan ini kini menapaki jalan transformasi menuju lembaga sosial yang lebih inklusif, amanah, dan berdampak luas.
Tidak hanya mengasuh santri mukim, yayasan ini juga membuka ruang belajar Al-Qur’an gratis untuk anak-anak yatim dan dhuafa di bawah usia 10 tahun. Program ini memberi harapan bagi generasi muda yang haus ilmu dan kasih sayang di tengah keterbatasan ekonomi.
Kegiatan qurban di Pantai Melur tahun ini bukan sekadar seremonial keagamaan, melainkan gerakan sosial yang menghidupkan kembali semangat gotong royong dan kasih sayang sesama. Dalam balutan takbir dan syukur, yayasan ini mengajak siapa pun untuk menyalakan api kepedulian di tengah zaman yang kerap abai terhadap yang lemah.
Yayasan An-Nur percaya bahwa setiap potong daging qurban bukan hanya mengenyangkan perut, tapi juga menguatkan rasa cinta dan empati antarmanusia. Di tengah debur ombak dan semilir angin pantai, jejak kebaikan itu kini tertanam, menjadi warisan makna dari Idul Adha yang sejati. (Redaksi).